The Quran and the Life of Excellence

Menulislah, Dan Jiwamu Akan Tumbuh Lebih Terarah

INFO PRODUCT
Penulis
Sultan Abdulhameed
Tahun
2010
Kategori
Spirituality
Pertama terbit
Amerika Serikat

INFO REVIEW
Read
5.1K
Prawira
Prawira Azizi

Knowledge influencer, Strategist, Stock Investment enthusiasm

 

11 Oct 2016

Setiap saat kita menggunakan media kata-kata untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, untuk mengajak, mempengaruhi, dan lain sebagainya. Kita berbicara dengan nada tertentu, kecepatan tertentu, dan menggunakan kata-kata tertentu.

 

Sama halnya, menulis juga menggunakan kata-kata. Hanya saja, ada perbedaan antara berbicara dengan menulis. Ketika menulis, kita menggunakan jaringan saraf yang berbeda dari yang biasa dipergunakan ketika berbicara. Karenanya menulis jadi cara penting untuk mengekspresikan diri.

 

Ada banyak jenis tulisan, dan masing-masing memiliki keistimewaan sendiri. Namun, ada satu jenis latihan yang tidak membutuhkan latihan dan memiliki nilai spiritual yang dahsyat yaitu menulis “bebas”.

 

Ambilah catatan atau buku pribadi. Mulailah menulis di buku tersebut dengan bebas dan spontan selama beberapa menit sehari. Tuliskan apapun yang Anda pikirkan. Tidak ada batasan apa yang perlu ditulis. Jangan berhenti untuk mengoreksi kesalahan, termasuk bahasa dan ejaan. Biarkan tulisan anda mengalir mengekspresikan kesadaran pikiran dan perasaan.

 

Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari menulis “bebas” ini, lakukan secara rutin setiap hari. Seperti setelah sholat subuh, siang hari, atau sebelum tidur selama lima belas menit. Penting dicatat, rahasiakan tulisan Anda agar Anda merasa nyaman mengekspresikan diri secara bebas.

 

"Saya belajar menulis bebas pertama kali pada 1983 ketika mengikuti magang penulisan yang dibimbing oleh Peter Elbow di Stony Brook University. Sejak saat itu saya mulai menulis bebas pada catatan harian minimal lima belas menit sehari dan terus melakukannya selama lebih dari sepuluh tahun. Sepanjang proses itu, pemikiran saya semakin mengkristal, dan saya mulai bisa mengembangkan format tulisan yang berbeda. Hingga kini saya masih terbiasa menulis bebas meski tidak serutin dulu."

 

Setelah menulis beberapa bulan dan membaca kembali apa yang Anda tulis, Anda akan menemukan pola pemikiran yang sebelumnya tidak Anda sadari. Melalui tulisan Anda dapat mengenali diri sendiri secara lebih baik. Pertumbuhan ruhani berlangsung ketika Anda dapat mengenali diri sendiri dan mamandu perkembangannya ke arah yang lebih baik.

 

Setelah membiasakan diri menulis secara teratur, kita akan mendapati bahwa menulis itu seperti meditasi dan doa. Menulis menjadi alternatif untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Menulis bisa melepaskan tekanan jiwa dan menciptakan kedamaian. Menulis bisa membukakan hati pada perasaan dan persepsi baru. Ketika menulis Anda bisa mengajukan pertanyaan sekaligus memberikan jawaban. Dengan menulis secara teratur kita menjadi semakin terpusat dan terkendali.

 

Karena tulisan Anda bersifat pribadi, Anda bisa mengekspresikan perasaan apapun dengan bebas. Anda bisa menuliskan rasa frustasi atau rasa takut, atau menuliskan harapan dan mimpi-mimpi. Menulis memberi Anda ruang yang lega tanpa seorangpun akan menghakimi Anda. Di ruang itu Anda dapat mengekspresikan diri dan melepaskan segala tekanan yang membebani  jiwa Anda. Dengan demikian, berarti Anda telah memulai langkah pemulihan emosional yang sangat penting bagi terciptanya kemapanan kondisi jiwa.

 

Kebanyakan orang membawa sisa luka akibat peristiwa menyakitkan. Luka karena kenangan buruk itu seringkali dilupakan oleh pikiran sadar, tetapi sebenarnya membentuk pola respon emosional. Kenangan masa lalu yang menyakitkan itu kerap muncul dengan sendirinya ketika Anda menulis bebas.

 

Penulis dan pembuat film Julia Cameron mengungkapkan dalam bukunya The Right to Write:

"Selama bertahun-tahun saya belajar untuk menulis, mengungkapkan berbagai pertanyaan. Saya bertanya dan menerima panduan dan petunjuk mengenai apa yang perlu saya lakukan selanjutnya, tentang bagaimana melalukan lebih baik dari yang sudah saya lakukan. Setelah mengajukan pertanyaan, saya kerap ‘mendengar’ jawaban yang sepertinya berasal dari satu sumber yang berbeda dari pikiran saya ini. Saya menerima arahan dan nasihat yang mengejutkan. Saya merasa ingin melawan jawaban-jawaban itu, tetapi saya berusaha menjaga pikiran saya tetap terbuka. Maka, saya mengikuti hal yg disarankan dengan penuh keyakinan dan ternyata mendapati bahwa nasihat itu benar adanya dan saya merasakan manfaatnya. Saya menulis banyak hal yang tidak terpikirkan sebelumnya jika dibanding saya tidak menulis."